Perjuangan Para Pemudik
Pada malam Idul Adha banyak sekali
orang- orang yang tinggal Nge-kost ataupun ngontrak pulang kampung dan orang
yang mempunyai kampung halaman di desa juuga ingin pulang kampung.Mereka ada
yang pulang kampung dengan saudara, anak, dan istri mereka.Bahkan ada yang
masih menggendong anaknya yang masih bayi.Tapi hal itu bukan menjadi penghalang untuk tidak pulang kampung.Meski
begitu mereka
sangat senang ketika hendak pulang kampung. Tapi sayangnya saya tidak punya kampung.Saya
tau ini karena waktu mengantarkan saudara ke terminal. Mereka rindu akan sanak
saudara yang ada di desa. Karena kebanyakan dari mereka biasanya pulang kampung
1 tahun sekali.Itupun kalau mereka sempat, karena pulang kampung membutuhkan
banyak biaya.Untungnya saya gak punya kampung jadi gak perlu banyak biaya untuk pulang kampung.Andai saya pulang
kampung pasti ribet dan gak ada biaya juga soalnya kami keluarga besar.
Hehehehe ;-)
Pada malam itu mereka pada berdatangan
ke terminal untuk menuju ke kampung halaman masing- masing.disana mereka
menunggu antrian yang sangat panjang dan penuh , seakan- akan terminal bagaikan
lautan manusia. Meski antrian itu begitu panjang, tapi mereka tetap sabar dan
memperjuangkan agar bisa sampai pada kampung halaman mereka masing-
masing.Meski waktu telah malam tak sedikitpun menggoyahkan hati mereka untuk menggugurkan niatnya, karena mereka sudah
dinanti dan ditunggu- tunggu disana.Ada
ibu- ibu yang sedang menggendong anaknya sedang menangis karena antrian yang panjang
tersebut, meski begitu mereka tetap sabar dan penuh pengorbanan untuk mampu
mendapatkan bus tersebut. Mengantri bus butuh pengorbanan dan kesabaran karena
satu sama lain saling berebutan naik .meski bus di terminal tersebut banyak,
tapi belum mampu mengangkut para penumpang. Tujuan mereka juga berbede- beda ,
maka dari itu harus sabar dalam mengantri. Di terminal banyak para penumpang
yang menggelar tikar untuk tiduran, karena capek. Bahkan ada yang mengambil
sisa kardus untuk tidur. Hal itu tidak membedakan seseorang, meski dia Guru,
Polisi, Dokter, Direktur, Kyai, dan lain- lain , karena pada dasarnya semuanya
sama yaitu ingin sampai pada kampung halamannya masing- masing. Oleh karenanya
butuh kesabaran dan pengorbanan.Pengorbanan itu bagi para orang tua yang harus
melindungi anak- anaknya dari sesuatu apapun yang mengganggunya.Dan kesabaran
itu perlu agar kita tidak mudah marah dalam antrian tersebut yang begitu
panjang.Setelah antri yang cukup panjang dan begitu lama, para antrian sedikit
demi sedikit berkurang. Tapi perjuangan, pengorbanan , dan kesabaran tidak
hanya di terminal tapi didalam bus juga perlu bersikap tersebut. Suasana
didalam bus kabanyakan main enaknya sendiri tanpa peduli orang lain. Dan tidak
lama jurusan yang mereka tuju telah sampai.
Meski di terminal panas, payah, susah,
dan ramai mereka tetap sabar dan penuh perjuangan serta pengorbanan. Yang pada
akhirnya mereka sampai pada tujuan kampung halaman mereka masing- masing.Dan
disana mereka bisa bertemu dengan sanak saudara yang telah mereka nantikan
serta sebaliknya mereka menanti kehadirannya.Bertemu sanak saudara adalah hal
terindah, apalagi kalau kita lama tidak bertemu pasti begitu lebih indah.
Biasakan hidup sabar dan pantang menyerah serta sikap rela berkorban bukan
untuk pribadi tapi untuk orang lain, karena pada dasarnya kita adalah makhluk
sosial yang saling membutuhkan orang lain dan tidak bisa lepas dari kebutuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar